Ditulis Oleh : ARTIKEL TENTANG KESEHATAN
Judul : Asam Amino Lisin
Asam Amino Lisin
Melihat sederet fungsi vital tersebut dan mengingat lisin tidak bisa diproduksi oleh tubuh, maka mesti dipastikan jumlah lisin dari makanan harus mencukupi kebutuhan tubuh. Adapun sumber makanan yang banyak mengandung lisin adalah berasal dari hewani seperti keju, telur, ikan, susu, dan daging merah. Sedangkan sumber nabati terutama sayuran biasanya sedikit yang mengandung lisin, kecuali keluarga kacang-kacangan seperti buncis, kacang polong, dan lentil, serta kentang dan ragi. Tapi harus diingat, proses memasak yang tidak benar bisa mengurangi nilai lisin dalam sumber tersebut. Dari semua asam amino yang ada, lisin adalah yang paling sensitif terhadap proses pemasakan makanan, seperti panas skering. Jumlah lisin yang berada dalam kacang polong atau sumber lainnya akan berkurang secara signifikan bila diproses dengan pemanggangan.
Defisiensi lisin umumnya jarang terjadi, karena ketersediaannya yang begitu banyak di alam, seperti yang telah disebut diatas. Tapi bila terjadi, gejala yang timbul bisa mencakup anemia, mata merah, gangguan enzim, rambut rontok, tidak mampu berkonsentrasi, iritabilitas, kurang energi, nafsu makan buruk, pertumbuhan lambat, dan kehilangan bobot badan.
Untuk mengatasi defisiensi tersebut, bisa diberikan suplemen lisin yang tersedia dalam formula tablet, serbuk, cairan, dan kapsul. Adapun kebutuhan harian akan lisin yang direkomendasikan Recommended Daily Allowance (RDA) adalah: untuk bayi 3-6 bulan, 97 mg per kg BB dan anak 10-12 tahun, 44 mg per kg BB. Tapi mesti diingat, dosis ini adalah dosis minimal yang dibutuhkan per hari untuk menangkis defisiensi serius. Tapi untuk tujuan pengobatan atau terapi bila defisiensi telah terjadi, dosis ditingkatkan sesuai kebutuhan dan kondisi penyakit.
Toksisitas lisin belum pernah diuji, tapi binatang yang diberi makanan dengan jumlah lisin tinggi, memiliki kecenderungan mengalami gallstone atau batu empedu serta peningkatan kolesterol. Tapi kecenderungan ini tidak terlihat pada manusia. Efek samping yang timbul dari penggunaan suplemen lisin jarang terjadi. Namun pernah dilaporkan terjadi kasus kejang abdominal dan diare pada pemberian lisin dosis sangat tinggi (lebih dari 10 gram per hari). Meski demikian tidak ada gejala yang tetap.
Asam amino lisin sebaiknya dikonsumsi sebagai suplemen tunggal dan tidak dalam kombinasi dengan asam amino lainnya. Pasalnya kombinasi dengan asam amino lain akan memperberat kerja hati dan ginjal. Kombinasi lisin dan asam amino lain ini biasa digunakan para atlit untuk memiliki tubuh yang lebih bertotot. Pemberian suplemen lisin juga harus dilakukan secara hati-hati pada pemberian bersamaan dengan antibiotik. Pasalnya, lisin pada dosis yang sangat tinggi (10 -30 gram per hari) bisa meningkatkan toksisitas antibiotik aminoglikosida, semisal gentamisin, neomisin, dan streptomisin. Saat pemberian suplemen lisin tidak boleh bersamaan dengan susu.
Demikianlah Artikel dari kami yang berjudul Asam Amino Lisin,apakah anda menyukainya ? mudah-mudahan artikel ini bisa memberi manfaat untuk anda semua.
Anda sedang membaca artikel Asam Amino Lisin dan artikel ini url permalinknya adalah https://artikeltentang-kesehatan.blogspot.com/2008/06/asam-amino-lisin.html Artikel yang anda cari Lainnya xxxxx
0 Response to "Asam Amino Lisin"
Posting Komentar