Ditulis Oleh : ARTIKEL TENTANG KESEHATAN
Judul : Aborsi
Aborsi
Tiga fakta utama tentang aborsi yang mengangkat aborsi sebagai masalah kesehatan masyarakat yang harus mendapatkan perhatian adalah :
1.aborsi yang dilaksanakan secara tidak aman merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian wanita;
2.kebutuhan akan induksi aborsi merupakan kenyataan yang sering dan terus-menerus dijumpai;
3.wanita tidak perlu meninggal akibat aborsi yang tidak aman, sebab jika induksi dilaksanakan secara benar dan higienis, tindakan aborsi sangatlah aman.
Komplikasi akibat aborsi yang tidak aman menyebabkan kurang lebih 40 % kematian ibu di dunia (Coeytauux et al.,1989; Royston dan Armstrong,1989). Kematian bukan merupakan satu-satunya akibat aborsi yang tidak aman. Selain wanita meninggal, ratusan di antara ribuan wanita bertahan hidup hanya untuk menderita komplikasi yang serius. Hal ini termasuk sepsis, perdarahan, perforasi rahim, dan trauma serviks yang sering menyebabkan kerusakan fisik yang menetap, kesakitan kronis, infertilitas dan kelainan psikologis (Coeytaux, 1990;McLaurin et al.,1991).
Disamping masalah kesehatan, aborsi juga menimbulkan kerugian-kerugian lain. Pada wanita, kerugian tersebut meliputi : kerugian waktu, stres psikologis, kerugian biaya, dan lebih banyak lagi beban individual yang lain. Dalam masyarakat dan keluarga, aborsi yang tidak aman masih meminta korban. Dari korban-korban ini, anak yang tak beribu mungkin merupakan kondisi yang paling menyedihkan.
Selain besarnya kerugian secara individual, perawatan komplikasi aborsi menimbulkan beban yang berat bagi sistem kesehatan di negara berkembang, hal ini dapat mengkonsumsi hingga 50 % anggaran rumah sakit (WHO,1990,1987). Ironisnya, biaya pelayanan kegawatdaruratan untuk mengatasi kegagalan aborsi jauh lebih besar daripada biaya untuk melaksanakan ratusan lebih aborsi yang aman secara medik.
Tingginya tingkat kematian dan kesakitan akibat aborsi lebih disebabkan oleh kurangnya kesempatan untuk mendapatkan pelayanan aborsi yang aman, bukan risiko akibat tindakan aborsi itu sendiri. Pelarangan aborsi sebagai tindakan legal, adanya hambatan-hambatan logistik, dan kebijakan induksi aborsi memaksa banyak wanita bergantung pada tenaga gelap yang seringkali kurang terlatih dan bekerja dengan cara yang kurang higienis. Alternatif lain, wanita mungkin berusaha untuk mengakhiri kehamilannya dengan metode yang berbahaya seperti halnya menelan zat beracun atau menggunakan benda tajam. Beberapa peneliti menganggap risiko kematian akibat aborsi yang tidak aman 100 sampai 500 kali lebih besar daripada aborsi yang aman (Roysten dan Armstrong,1989).
Wanita tidak seharusnya meninggal atau menanggung konsekuensi medik akibat aborsi, karena aborsi tidak membunuh wanita. Hal yang menyebabkan kematian adalah aborsi yang dilakukan secara tidak aman. Induksi aborsi yang dikerjakan dengan cara tidak aman adalah penyebab tunggal kematian wanita yang terbesar, sekaligus penyebab kematian yang dapat dicegah. Di antara seluruh penyebab utama kematian ibu, penyebab kematian karena aborsi merupakan sebab yang paling jelas (Maine,1991).
Dua cara yang jelas dapat mengurangi dan akhirnya menghilangkan kesakitan dan kematian akibat aborsi yang tidak aman adalah : 1). Menjamin akses wanita terhadap pelayanan aborsi yang tepat waktu, aman, efektif, dan ramah dengan menggunakan teknologi yang ada ; dan 2). Mengaitkan pelayanan aborsi dengan pelayanan keluarga berencana yang bermutu tinggi.
1.aborsi yang dilaksanakan secara tidak aman merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian wanita;
2.kebutuhan akan induksi aborsi merupakan kenyataan yang sering dan terus-menerus dijumpai;
3.wanita tidak perlu meninggal akibat aborsi yang tidak aman, sebab jika induksi dilaksanakan secara benar dan higienis, tindakan aborsi sangatlah aman.
Komplikasi akibat aborsi yang tidak aman menyebabkan kurang lebih 40 % kematian ibu di dunia (Coeytauux et al.,1989; Royston dan Armstrong,1989). Kematian bukan merupakan satu-satunya akibat aborsi yang tidak aman. Selain wanita meninggal, ratusan di antara ribuan wanita bertahan hidup hanya untuk menderita komplikasi yang serius. Hal ini termasuk sepsis, perdarahan, perforasi rahim, dan trauma serviks yang sering menyebabkan kerusakan fisik yang menetap, kesakitan kronis, infertilitas dan kelainan psikologis (Coeytaux, 1990;McLaurin et al.,1991).
Disamping masalah kesehatan, aborsi juga menimbulkan kerugian-kerugian lain. Pada wanita, kerugian tersebut meliputi : kerugian waktu, stres psikologis, kerugian biaya, dan lebih banyak lagi beban individual yang lain. Dalam masyarakat dan keluarga, aborsi yang tidak aman masih meminta korban. Dari korban-korban ini, anak yang tak beribu mungkin merupakan kondisi yang paling menyedihkan.
Selain besarnya kerugian secara individual, perawatan komplikasi aborsi menimbulkan beban yang berat bagi sistem kesehatan di negara berkembang, hal ini dapat mengkonsumsi hingga 50 % anggaran rumah sakit (WHO,1990,1987). Ironisnya, biaya pelayanan kegawatdaruratan untuk mengatasi kegagalan aborsi jauh lebih besar daripada biaya untuk melaksanakan ratusan lebih aborsi yang aman secara medik.
Tingginya tingkat kematian dan kesakitan akibat aborsi lebih disebabkan oleh kurangnya kesempatan untuk mendapatkan pelayanan aborsi yang aman, bukan risiko akibat tindakan aborsi itu sendiri. Pelarangan aborsi sebagai tindakan legal, adanya hambatan-hambatan logistik, dan kebijakan induksi aborsi memaksa banyak wanita bergantung pada tenaga gelap yang seringkali kurang terlatih dan bekerja dengan cara yang kurang higienis. Alternatif lain, wanita mungkin berusaha untuk mengakhiri kehamilannya dengan metode yang berbahaya seperti halnya menelan zat beracun atau menggunakan benda tajam. Beberapa peneliti menganggap risiko kematian akibat aborsi yang tidak aman 100 sampai 500 kali lebih besar daripada aborsi yang aman (Roysten dan Armstrong,1989).
Wanita tidak seharusnya meninggal atau menanggung konsekuensi medik akibat aborsi, karena aborsi tidak membunuh wanita. Hal yang menyebabkan kematian adalah aborsi yang dilakukan secara tidak aman. Induksi aborsi yang dikerjakan dengan cara tidak aman adalah penyebab tunggal kematian wanita yang terbesar, sekaligus penyebab kematian yang dapat dicegah. Di antara seluruh penyebab utama kematian ibu, penyebab kematian karena aborsi merupakan sebab yang paling jelas (Maine,1991).
Dua cara yang jelas dapat mengurangi dan akhirnya menghilangkan kesakitan dan kematian akibat aborsi yang tidak aman adalah : 1). Menjamin akses wanita terhadap pelayanan aborsi yang tepat waktu, aman, efektif, dan ramah dengan menggunakan teknologi yang ada ; dan 2). Mengaitkan pelayanan aborsi dengan pelayanan keluarga berencana yang bermutu tinggi.
Demikianlah Artikel dari kami yang berjudul Aborsi,apakah anda menyukainya ? mudah-mudahan artikel ini bisa memberi manfaat untuk anda semua.
Anda sedang membaca artikel Aborsi dan artikel ini url permalinknya adalah https://artikeltentang-kesehatan.blogspot.com/2008/06/aborsi.html Artikel yang anda cari Lainnya xxxxx
0 Response to "Aborsi"
Posting Komentar